Bersaing Dengan Orang Yang Mati Syahid
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara: manfaatkan masa mudamu sebelum datangnya masa tuamu, manfaatkanlah masa seh...
http://www.salahuddindjp.org/2016/05/bersaing-dengan-orang-yang-mati-syahid.html
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara: manfaatkan masa mudamu sebelum datangnya masa tuamu, manfaatkanlah masa sehatmu sebelum datangnya masa sakitmu, manfaatkanlah masa kayamu sebelum datangnya masa fakirmu, manfaatkanlah masa luangmu sebelum datang masa sibukmu dan manfaatkanlah masa hidupmu sebelum datangnya masa matimu.”
Besok Anda akan pergi, dimanakah bekal Anda?! Tahun-tahun adalah fase-fase, bulan-bulan adalah jarak yang sangat jauh, hari-hari adalah jarak yang begitu panjang, nafas adalah langkah-langkah dan ketaatan-ketaatan adalah modal, kemaksiatan adalah perampok yang membegal milik berharga kita di tengah jalan, dan keuntungan adalah surga, sedangkan kerugian artinya adalah neraka.
Maka bangun dan bangkitlah untuk melakukan kebaikan dan kibarkanlah slogan Anda di bulan ini seperti:
1. Sudah lewat waktu tidur dan telah datang waktu ibadah
2. Tidak akan ada seorangpun yang mendahului saya mendekati Allah.
3. Saya akan sungguh-sungguh beribadah kepada-Mu tidak sebagaimana hari yang lalu.
4. Saya akan menyegerakan taat kepadaMu wahai Tuhanku agar Engkau ridha.
5. Mari Bersama orang-orang shalih generasi pertama.
6. Sungguh saya akan lebih mendekat kepada Rabb-ku yang akan memberiku petunjuk.
Gantungkan slogan ini di dalam kamar tidur Anda atau di dalam mobil Anda atau letakan ia pada barang bawaan Anda; agar selalu mengingatkan Anda dengan ketaatan.
Bersaing DENGAN ORANG YANG MATI SYAHID
Ya. Dengan ketaatan, Anda bersaing dengan orang yang mati syahid dalam kedudukan dan ada kemungkinan Anda mengalahkannya.
Diriwayatkan dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu bahwa ada dua orang dari Bani Qadha’ah datang kepada Rasulullah saw, keduanya masuk Islam secara bersamaan. Salah seorang dari keduanya sangat tekun dan sungguhsungguh beribadah dibandingkan yang satunya. Keduanya berangkat perang di jalan Allah, kemudian seorang yang tekun dan sungguh sungguh gugur syahid. Sedangkan yang satunya tetap hidup setelahnya selama setahun, baru kemudian meninggal. Thalhah mengatakan, “Aku bermimpi berada di pintu surga dan tiba-tiba bertemu dengan keduanya. Pemuda yang meninggal belakangan dipersilakan lebih dahulu untuk masuk surga. Tidak lama kemudian barulah diizinkan kepada yang mati syahid (yang meninggal lebih dahulu) untuk masuk. Setelah itu ia berkata padaku, ”Pulanglah kamu belum waktunya.” Paginya, Thalhah menceritakan apa yang dilihat dalam mimpinya kepada orangorang.
Mereka heran, bagaimana orang yang meninggal biasa bisa mendahului orang yang mati syahid untuk masuk surga. Berita itu akhirnya sampai kepada Rasulullah SAW. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah saw, orang ini lebih tekun dan sungguh-sungguh dibandingkan temannya yang mati syahid. Kenapa temannya masuk surga lebih dulu dari yang mati syahid?” Rasulullah SAW menjawab, “Bukankah setelah itu dia hidup selama satu tahun?” Mereka menjawab, “Betul.” Rasulullah SAW bersabda, “Dia menjumpai Ramadhan, dia berpuasa dan shalat demikian dan demikian dalam setahun?” Mereka menjawab, “Betul.” Rasulullah SAW bersabda, “Maka jarak antara keduanya lebih jauh (dibandingkan jarak) antara langit dan bumi.” (Hadits Shahih diriwayatkan oleh Ibnu Majah)
Silahkan Anda membayangkan diri Anda di dalam surga sedangkan Anda dalam posisi (seperti) orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Itu setelah Anda berpuasa Ramadhan dengan puasa yang benar karena iman dan penuh harap serta merebut kebaikan-kebaikan yang ada di bulan Ramadhan.
“Maka timbangan (kebaikan) Anda menjadi berat dan derajat Anda di surga menjadi tinggi. Anda berada di samping Nabi, shahabat dan orang yang mati syahid. Dan mereka adalah sebaik-baik teman.” (QS. An Nisa’: 69)
Sekarang, mari kita masuk pada program “Ramadhan Sepenuh Hati” yang akan kita lakukan sepanjang bulan Ramadhan.
__________________________________________
Ramadhan Sepenuh Hati, Muhammad Lili Nur Aulia